Dalam beberapa hari terakhir, informasi tentang peringatan tentang potensi ekonomi global banyak menghiasi headline di berbagai media baik lokal dan internasional. Mulai dari sikap protektif Donal Trump yang berujung pada perang dagang antara AS dan Cina bahkan Eropa.
Donald Trump menggandakan bea masuk barang impor dari Cina. Presiden AS tersebut menarik bea tambahan senilai USD 200 milyar. Langkah tersebut dibalas Cina dengan menaikkan bea tambahan barang masuk AS sebesar USD 60 milyar.
Dari kebijakan itu, setidaknya ada beberapa negara yang berdampak langsung, seperti Perancis, Jerman, Cina, dan AS sendiri. TheGuardian pun menyebut pertumbuhan ekonomi Inggris di tahun ini hingga tahun depan melambat. Penyebabnya adalah karena tertekan dengan isu ketidakpastian Brexit.
Perang dagang global tersebut mulai nampak nyata. Bahkan bisa jadi akan memuncak terjadi di tahun ini hingga di tahun mendatang. Hal tersebut telah diurai dengan terperinci dalam laporan IMF, World Economic Outlook, Oktober 2018. Dalam laporan itu, IMF menyebut karena hubungan antara AS dan Cina yang memburuk, pertumbuhan ekonomi global hanya akan tumbuh di angka 3,7% di tahun ini.
Namun, semua hal tersebut tidak berarti banyak untuk Bitcoin dan varian kripto lainnya. Justru dibalik hal itu, membawa nilai plus untuk Bitcoin dan cryptocurrency. Ketidakpastian ekonomi global akibat dari potensi perang dagang itu justru dapat membuat Bitcoin TuDeMun.
Di dalam laporan IMF memang juga lebih spesifik menyinggung tentang adanya potensi “kerentanan baru”. Tidak ada lain, yang dimaksud adalah tentang pengaruh cryptocurrency. IMF menilai pertumbuhan aset Bitcoin dan cryptocurrency lainnya sebagai “kerentanan baru dalam sistem keuangan internasional”.
Satu hal krusial yang mendasari itu adalah sisi keamanan mata uang digital dan relasinya dengan aktifitas tindak kriminal di dunia cyber. Dan satu-satunya persoalan krusial bagi lembaga keuangan konvensional adalah, karena ranah cryptocurrency cukup sulit untuk dikendalikan ketimbang mata uang tradisional (baca: fiat).
Sisi keamanan dunia cyber, termasuk juga potensi serangan pada infrastruktur keuangan menambah serangkaian tantangan yang harus dihadapi. Resiko-resiko serangan tersebut bisa merusak sistem pembayaran lintas batas, dan menghambat aliran barang dan juga jasa.
Sedangkan disisi lain, pertumbuhan aset kripto justru terus melaju dengan cepat. Atas dasar itulah pertumbuhan cryptocurrency seperti Bitcoin ini dianggap sebagai sebuah potensi kerentanan baru untuk sistem keuangan internasional.
Padahal sebelumnya, IMF sempat memberi sinyal terkait perlunya regulasi ranah cryptocurrency sebagai sebuah keharusan untuk dilakukan. Pandangan tersebut nampak kian berubah di bulan Oktober ini.
Potensi Bitcoin TuDeMun
Atas pandangan IMF yang menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, potensi perang dagang, dan potensi kerentanan dari sektor cryptocurrency, justru berpotensi untuk mendorong Bitcoin ke level USD 6.656. Atau kurang lebih 101, 2 juta rupiah per BTC.
Dan hari ini memang terbukti harga bitcoin melaju hingga 103 juta rupiah per BTC di beberapa bursa kripto di Indonesia. Kemudian harga kembali turun di sekitar 100 juta per BTC pada saat tulisan ini dibuat.
Yang dibutuhkan Bitcoin selanjutnya hanyalah momentum untuk memperkuat volume perdagangan sebagai penopang dasarnya.
Meningkatnya volume perdagangan tersebut bisa diraih dengan meluasnya partisipasi dan adopsi masal Bitcoin di dunia. Berkaca dari melejitnya harga Bitcoin di tahun sebelumnya. Sisi yang paling menguatkan pondasi harga bitcoin adalah dari sisi adopsi masal di sektor ritel.
Sementara di komunitas Bitcoin sendiri, nampak banyak bergantung pada kabar positif untuk persetujuan Bitcoin ETF dari SEC. Padahal sampai sejauh ini SEC sudah menolak sebagian besar pengajuan Bitcoin ETF, dan yang tersisa adalah pada tanggal 26 nanti.
Tenggat terakhir tersebut adalah untuk pengajuan dua Bitcoin ETF dari ProShares dan juga 5 pengajuan dari Direxion. Sebelumnya, tenggat terakhir untuk pengajuan dua ETF tersebut dijadwalkan pada tanggal 24 Oktober. Namun kemudian muncul pemberitahuan dari SEC bahwa tenggat terakhir akan disampaikan pada 26 Oktober nanti.
Dilain hal, SEC sendiri nampak berupaya untuk mengumpulkan respon pemutusan diterima tidaknya BItcoin ETF tersebut. Meski tidak menutup kemungkinan masih ada peluang ETF bisa diterima, namun kondisi ini dapat membawa situasi yang tidak nyaman untuk komunitas kripto secara umum.