Banyuwangi Sea Turtle Foundation Terima Donasi via Bitcoin

Yayasan Non Profit – Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) Mulai Menerima Donasi Dengan Bitcoin

Banyuwangi Sea Turtle Foundation. Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) atau Yayasan Penyu Banyuwangi didirikan tanggal 27 Juli 2011 di Kabupaten Banyuwangi. Sebuah organisasi nirlaba non-pemerintah, dengan misi untuk menyelamatkan dan melestarikan penyu yang berada di luar kawasan konservasi.

Pendirian yayasan ini, karena adanya indikator penurunan populasi penyu di Banyuwangi. Pada 20 tahun lalu, cukup banyak tukik yang tersangkut di jaring para nelayan, lalu dijualnya sebagai ikan hias. Namun saat ini, hampir tidak ada lagi tukik yang tersangkut di jaring para nelayan. Atas dasar itulah yayasan ini didirikan, karena masih banyak penyu di luar area konservasi yang butuh diperhatikan dan diselamatkan.

Ruang gerak yayasan tersebut, adalah melakukan sosialisasi di lembaga pendidikan formal maupun informal, penyelamatan penyu, pembesaran Tukik, dan juga pelepasan Tukik di alam liar, dan juga pembersihan area pantai disekitar lokasi yang banyak terdapat penyu di Banyuwangi.

Terkait dengan penerimaan donasi dengan Bitcoin, pihak yayasan memanfaatkan Bitcoin agar bisa lebih memudahkan donatur agar bisa juga berkontribusi dengan menggunakan Bitcoin. Pihak yayasan memasang logo donasi Bitcon tersebut sejak 15 April lalu.

Penasehat Yayasan Penyu Banyuwangi, Kuswaya, memberikan keterangan, “Yayasan menerima donasi dengan Bitcoin karena Bitcoin juga telah banyak digunakan layaknya sebagai mata uang digital. Hal ini juga akan memudahkan donatur yang hendak berkontribusi dengan menggunakan Bitcoin,” terangnya.

Berkaitan aktifitas yayasan dalam penyelamatan populasi penyu, Kuswaya menambahkan, “Selama ini kami berperan di luar wilayah konservasi. Karena untuk area yang masuk di kawasan jangkauan konservasi sudah ada yang berperan. Sementara banyak juga penyu yang berada di luar area konservasi di Banyuwangi. Di tahun 2015 lalu, kami berhasil menyelamatkan 133 sarang, dengan jumlah telur 13.363 butir. Dari jumlah itupun kami yakin masih belum 100% bisa terselamatkan,” tambahnya.

Gambar diambil dari : bstf.org