Bagian Ketiga – Skalabilitas Bitcoin : Tahun 2015 Menjadi Masa Penuh Pengharapan
Bagian Ketiga – Skalabilitas Bitcoin. Sebelum Blockstream memperkenalkan Segregated Witness (Segwit) di penghujung tahun 2015, terlebih dahulu pada akhir bulan Maret 2015, ada sebuah draft whitepaper tentang Lightning Network.
Lightning Network – Pebruari 2015
Whitepaper tersebut, disusun oleh Joseph Poon dan Thadeus. Tidak diketahui siapa sebenarnya orang yang menemukan ide tentang channel micropayment yang dijadikan konsep utama dalam Lightning Network.
Joseph Poon sendiri, saat berkata di Coindesk, menjelaskan bahwa sebenarnya Lightning Network justru telah ada sejak tahun 2013 lalu, seperti yang telah banyak orang lain lakukan sebelum-sebelumnya. Selanjutnya, dari ide yang telah lama ada itu, lantas membuatnya mempunyai ide untuk membuat channel paymen sebagai penghubung transaksi. Dilanjutkan kemudian, Thaddeus Dryja yang mengimplementasikan script transaksi agar menjadi lebih ringkas.
Bagian paling menarik tentang Lightning Network adalah, bahwa dengan menggunakan channel micropayment khusus diluar Blockchain, akan membuat transaksi bitcoin mampu berjalan jauh lebih cepat, bahkan akan mampu melebihi kapasitas transksi Visa yang telah berhasil memproses 45.000 transaksi per detik pada masa transaksi yang padat.
Satu-satunya yang dianggap sebagai penghambat kapasitas transaksi Bitcoin yang hanya mampu memproses transaksi sebanyak 7 transaksi per detik, tidak lain adalah karena ada limit block yang hanya kurang dari 1 megabyte saja.
Transaksi dengan channel micropayment di Lightning Network, menggunakan HTLC (Hashed Timelock Contract), yang memanfaatkan fungsi Timelock. Sedangkan channel payment itu digunakan untuk mencegah upaya malicious attack yang mungkin saja bisa terjadi agar dapat mencuri dana saat penundaan transaksi dilakukan dengan HTLC tersebut. Selanjutnya, dengan HTLC itu, output transaksi hanya dapat dieksekusi oleh si penerima saja.
Bagi pengirim transaksi, ketika Lightning diaplikasikan, maka pengirim (sender) terlebih dahulu membuat channel payment. Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan 2-of-2 Multisig Address antara sender dan receipient. Kedua pihak dalam transaksi itu lantas menandatangani transaksi tanpa harus saling mempertukarkan digital signature mereka. Setelah masing-masing menandatangani, maka output transaksi juga sekaligus dengan pengembalian dana dan posisi saldo terakhir pada transaksi itu.
Satu hal utama tentang transaksi micro payment dalam Lightning Network, mampu memproses transaksi dengan cukup cepat, adalah karena transaksi itu berlangsung diluar blockchain. Ketika transaksi sudah berjalan lancar, clearing transaksi juga sudah terjadi, maka baru transaksi itu disiarkan di dalam blockchain, dilanjutkan dengan menutup channel transaksi.
Beberapa developer Core Bitcoin seperti Gavin dan Peter Todd, memberikan tanggapan atas Lightning Network. Keduanya, lebih memperhatikan sisi keamanan yang menyisakan celah terjadinya serangan. Asumsinya adalah, ketika fungsi Timelock digunakan, sedangkan jika ada begitu cukup banyak transaksi pada waktu yang bersamaan, maka selanjutnya broadcast transaksi nantinya akan membanjiri kapasitas data di dalam jaringan blockchain. Potensi yang cukup memungkinkan nantinya, adalah muncul upaya spamming dalam jumlah yang cukup besar di waktu yang bersamaan.
Selain itu, jika kontek transaksi dilakukan diluar blockchain, maka tentu hal itu akan cukup banyak merubah Bitcoin sepenuhnya yang telah menggunakan Blockchain sebagai tulang punggungnya. Blockchain, selama ini adalah satu-satunya benteng pertahanan paling mujarab atas berbagai bentuk serangan.
Peter Todd, juga memberikan tanggapan, menurutnya, Ligtning Network belumlah tepat untuk diimplementasikan saat ini. Ia mengatakan:
“Jika diumpamakan Blockchain adalah seekor kuda, proposal pembayaran dengan channel hub-and-spoke ini berusaha untuk mengusulkan mengganti kuda itu dengan sebuah truk, sementara orang-orang pengusul Lightning Network ini mengusulkan untuk mengganti kuda dengan roket.”
Cukup realistis memang pendapat yang menyangsikan implementasi ini. Sekaligus, memang membuktikan bahwa ada cukup banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan dalam upaya pengembangan Bitcoin lebih lanjut di masa mendatang.
Satu-satunya upaya nyata yang selalu diperhatikan adalah, ekonomi Bitcoin yang telah terpatri dalam konsensus Bitcoin saat ini, haruslah dapat menyesuaikan dengan kondisi. Utamanya, adalah sisi jangka panjang yang dapat berkesesuaian dengan tingkat perkembangan teknologi. Dalam hal ini, akan cukup berelasi dengan ekosistem pertambangan Bitcoin, tentang insentif penambang yang bergerak sebagai motor penggerak sistem Bitcoin, sekaligus sebagai garda terdepan sisi keamanan yang sulit ditembus.
Kompleksitas Bitcoin, memang telah menjadi sebuah manfaat terbesar, namun disisi lainnya, berpotensi juga sebagai titik kelemahan. Perubahan limit block bitcoin, membawa runtutan dampak juga pada perubahan protokol lain yang berelasi. Perubahan tersebut, dikhawatirkan akan mempengaruhi aspek global yang mampu menurunkan atensi ekosistem pertambangan dalam jangka panjang, jika penerapan inovasi baru itu tidaklah menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Sementara disisi lainnya, pengharapan-pengharapan atas inovasi-inovasi baru, lebih banyak terdengar, perbedaan pendapat yang sama-sama mempunyai dasar kuat pun tetap berlangsung. Sedangkan pengembangan Lightning Network juga tetap dilakukan.
Pengembang Lightning Network, pada akhirnya juga mendapat dukungan dana dari Blockstream. Pihak Blockstream, berusaha untuk mengkolaborasikan signature sidechain project. Harapannya, adalah untuk lebih memberikan opsi yang lebih baik sebagai integerasi antar Blockchain yang diusungnya dalam Sidechain.
Joseph Poon menjelaskan bahwa Lightning Network dibangun berbasis C, Java, Go dan Python. Untuk pengujian pengembangannya, juga dilakukan pada Tesnet3. Menurutnya, implementasi Lightning cukup hanya dengan Soft Fork saja.
Pengembanga Lightning, telah banyak melakukan pengembangan lanjutan. Upaya yang dilakukan, adalah untuk terus meminimalisir Transaction malleability. Selain itu, HTLC juga dilakukan pembenahan, terutama menambahkan update seperti CHECKLOCKTIMEVERIFY dan CHECKSEQUENCEVERIFY. Sehingga dalam transaksi nanti, penerima dapat memberikan hash unik kepada pengirim. Sehingga transaksi dengan channel payment, dapat lebih meluas meskipun melalui untrusted party dengan tetap aman.
Sementara itu, ada pengembangan lain yang kurang lebih mirip seperti halnya Lightning Network. Adalah Duplex payment system, dengan DMC yang hampir sama seperti Lightning. DMC ini, digawangi oleh Christian Decker dan Profesor Roger Wattenhofer, mengusulkan DMC pada bulan September 2015.
DMC memang mempunyai tipikal yang sama seperti Lightning, yang juga menggunakan channel micropayment. Decker sendiri, telah membuat rancangannya menjadi draft BIP saat itu. Tidak hanya DMC saja, ChangeTip dengan platform tipping, juga berusaha mengimplementasikan platform pemberian tip dengan sejumlah Bitcoin, agar dapat dilakukan secara off-chain (diluar Blockchain). Mereka, menggunakannya pada sebuah media sosial ZapChain yang telah terintegerasi dengan BlockCypher agar transaksi dengan nilai kecil dapat dilakukan.
Bahkan selanjutnya di bulan September, 21.co meluncurkan platform Bitcoin Computer. Komputer Bitcoin ini, menjadi yang pertama, yakni berupa hardware dan juga software yang sepenuhnya telah support protokol bitcoin. Selain itu, juga mendukukung transaksi micropayment. Meski demikian, perdebatan ini tetap terus berlanjut. Perdebatan skalabilitas Bitcoin pun makin memanas setelah dua developer yang cukup dikenal membuat varian cabang core bitcoin baru dengan nama Bitcoin XT.
Pertama Muncul Varian Core Bitcoin Lain: Bitcoin XT – Agustus 2015
Ketika perdebatan dirasa belum ada titik temu, sejumlah developer core Bitcoin, juga ada silang pendapat. Dua orang developer core Bitcoin, yakni Gavin Andresen dan juga Mike Hearn, akhirnya membuat cabang baru core Bitcoin dengan nama Bitcoin XT.
Forking code core Bitcoin ini, akhirnya memperuncing perdebatan skalabilitas Bitcoin. Gavin sendiri, telah menjadi koordinator di developer core Bitcoin sejak bulan April 2014 lalu. Namun pada upaya Gavin di Bitcoin XT ini, ibaratnya justru menjadi upaya yang cukup kontroversial ditengah krisis perdebatan skalabilitas Bitcoin. Nantinya, berkaca dari forking core inilah, yang membut munculnya varian core bitcoin lain.
Pada saat itu, landasan yang digunakan adalah karena ada peningkatan kapasitas network. Dari pantauan tradeblock, ada peningkatan jumlah rata-rata transaksi terjadi dari tahun 2013 hingga 2015. Pada tahun 2015, ada peningkatan transaksi sebesar 1,2 transaksi per detik. Semestinya, pada jaringan bitcoin saat itu, analisisnya hanya berkisar rata-rata 3 transaksi per detik saja.
Bahkan, pada 29-30 mei 2015, ada lonjakan transaksi yang cukup besar. Hal tersebut, membuat mempool dibanjiri transaksi yang berjumlah kurang lebih 26.000 transaksi. Asumsinya, untuk memproses keseluruhan transaksi yang masih ada di mempool, akan membutuhkan kurang lebih 14 block baru yang valid berikutnya. Kisaran waktu yang dibutuhkan, kurang lebih 2,5 jam.
Sebelumnya, pada 9 Mei 2015, Mike Hearn juga menuliskan opininya di Medium. Apa yang disampaikan oleh Mike Hearn ini, adalah menjadi cikal bakal usulan agar protokol bitcoin dapat mengakomodir fee transaksi yang lebih tinggi. Menurutnya, beberapa kondisi buruk memungkinkan terjadi jika mempool cukup besar, akhirnya transaksi banyak terbengkalai, maka node dikhawatirkan mengalami masalah yang cukup serius.
Pandangan Mike Hearn dalam artikelnya, berusaha agar Bitcoin mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pada saat itu, sejumlah penyedia layanan wallet, exchange dan maupun merchant besar, memang telah berusaha agar protokol bitcoin nantinya dapat membuat para penambang bisa lebih memprioritaskan transaksi dengan biaya transaksi lebih besar. Sehingga dengan kondisi saat mempool berukuran besar, ada prioritas-prioritas penambang untuk memproses transaksi dengan fee yang lebih besar. Ujungnya, menurut Mike Hearn, dapat mengurangi ukuran mempool secara efektif.
Selama itu, fee transaksi bitcoin, memang dikatakan cukup rendah, bahkan pada beberapa client wallet, masihlah memungkinkan mengirim transaksi dengan tanpa menyertakan fee transaksi. Sementara, pada penyedia layanan, hanya memodifikasi transaksi, dengan menyertakan biaya transaksi saja, tapi masihlah belum dapat diakomodir oleh node dalam ekosistem pertambangan. Pada ekosistem pertambangan, node hanya selalu bekerja untuk memproses transaksi sejauh yang telah ia dengarkan pertama kali saja, tanpa ada opsi khusus tentang fee transaksi.
Gambaran nyatanya, meskipun pada sebagian besar penyedia layanan wallet online dan yang lain, meskipun telah menyertakan fee transaksi, tetaplah para penambang mungkin akan memprioritaskan transaksi meski dengan fee yang lebih rendah, atau tanpa ada fee sekalipun. Dalam hal fee transaksi, sebenarnya justru menjadi obyek pihak ketiga, untuk meraup keuntungan.
Dengan kondisi tentang meningkatnya transaksi dan besaran ukuran mempool itulah, baik Gavin dan Mike Hearn memutuskan untuk membuat spekulasi dengan Bitcoin XT. Hasilnya, spekulasi Bitcoin XT justru mendapat kritikan tajam. Semua diskusi di forum subreddit (r/bitcoin), telah dibanned oleh Theymos. Ia menganggap, forking Bitcoin core artinya juga sebagai Altcoin. Pada saat itu, memang telah ada altcoin, yakni Litecoin yang muncul sebagai alternatif cryptocurrency selain Bitcoin. Mike Hearn sendiri, pada akhirnya memutuskan diri untuk keluar dari developer bitcoin pada pertengahan Januari 2016. Ia pun sempat membuat pernyataan yang cukup kontroversial yang menyatakan bahwa Bitcoin Telah Mati.
Ditambah lagi, Garzik juga pernah mengajukan BIP 102 untuk menaikkan limit block menjadi 2 megabyte. Lantas, mencoba untuk meminta pull pada master source code Bitcoin di Github. Request pool pada BIP itupun tidak ditanggapi. Namun, ada sejumlah intrik yang mulai menyeret nama Satoshi Nakamoto, yang seolah digambarkan kembali ke panggung Bitcoin.
Pada awal bulan September 2014, email yang sering digunakan oleh Satoshi Nakamoto untuk berkomunikasi, kabarnya telah diretas. Lantas pada email tersebut, dikirimkan sebuah email kepada mailinglist developer bitcoin core:
“If two developers can fork bitcoin and succeed in redefining what ‘bitcoin’ is, in the face of widespread technical criticism and through the use of populist tactics, then I will have no choice but to declare bitcoin a failed project. Bitcoin was meant to be both technically and socially robust.”
Karena pada sejumlah perdebatan kiriman email tersebut dijadikan seolah sebagai legitimasi dari Satoshi untuk merubah ukuran limit blok, maka oleh sebab itulah, sejumlah diskusi tentang Bitcoin XT di banned di banyak forum. Perdebatan pun terus berlanjut disepanjang tahun 2015. Hingga selanjutnya, beberapa developer core membuat surat terbuka kepada seluruh komunitas bitcoin, atas penyelenggaraan workshop dengan grand tema besar tentang “Scalling Bitcoin”
Bersambung…