Bagaimana Stakeholder Bitcoin Sebenarnya? Apa peran dan Fungsinya?
Stakeholder Bitcoin. Garis besar cara kerja Bitcoin, telah dapat dilihat bahwa ada konsensus yang cukup berperan dalam ekosistemnya. Di dalam konsensus yang telah dituliskan itu, memungkinkan adanya perubahan-perubahan.
Tentu saja, perubahan-perubahan aturan yang hendak digunakan atau tidak, tentu juga akan menghasilkan selisih pendapat. Jika begitu, tentu yang muncul dalam benak kita adalah, siapa yang menentukan pendapat siapa yang akhirnya akan dipakai dan dipergunakan?
Proses itu, dilakukan dengan berbagai macam diskusi-diskusi di dalam komunitas Bitcoin. Termasuk juga negosiasi-negosiasi yang berkaitan dengan hal yang dibicarakan. Namun segala macam hal tersebut, dilakukan secara terbuka. Begitupun juga dengan hasil-hasilnya yang dapat dilihat oleh umum.
Komunitas Bitcoin, terdapat beberapa bagian yang cukup banyak mempengaruhi. Kelompok-kelompok ini, dapat dikatakan sebagai pemangku kepentingan yang berbeda satu-sama lainnya.
- Pengembang (developer)
Pengembang ini punya pengaruh besar. Mereka menuliskan set-set aturan di dalam protokol Bitcoin, dan digunakan oleh semua orang.
2. Penambang (Miner)
Penambang mempunyai fungsi dan pengaruh yang signifikan. Para penambang, mempunyai tugas yang cukup vital untuk menuliskan kesejarahan transaksi di dalam Blockchain. Penambang, memutuskan semua transaksi yang tercatat adalah transaksi yang valid. Ketika Bitcoin memutuskan adanya perubahan-perubahan aturan, baik yang bersifat soft fork maupun hard fork, para penambang juga sangat menentukan apakah aturan tersebut dapat berjalan dengan mulus atau tidak.
3. Investor
Terhadap nilai Bitcoin, Investor cukup berpengaruh. Investor mempunyai pengaruh saat mereka memutuskan membeli sejumlah Bitcoin lalu menyimpannya dalam periode tertentu. Jika pengembang dapat mengontrol konsensus aturan, maka investor ini dapat mengontrol bahwa Bitcoin mempunyai nilai.
4. Pedagang / Spekulan
Para pedagang tentu akan menciptakan adanya permintaan pasar Bitcoin. Korelasinya dengan investor, disediakanlah permintaan yang mendukung harga Bitcoin tersebut. Sehingga pada akhirnya harga mata uang menjadi bergerak sesuai dengan kondisi pasar yang ada.
5. Payment Service / Bursa (Marketplace)
Layanan ini menjembatani para pengguna saat bertransaksi menggunakan Bitcoin. Mampu menghimpun baik transaksi dari para pedagang, pengguna biasa, ataupun bahkan para investor.
Berdasarkan penjelasan beberapa elemen diatas, maka konsensus yang akan diambil dan diberlakukan nantinya tentu haruslah dapat mensinergiskan antara semua elemen tersebut. Garis besarnya, kelima elemen itulah yang akan menentukan masa depan Bitcoin nantinya.
Untuk menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengakomodir semua elemen, tentu tidaklah dapat berjalan dengan mulus dan selaras. Namun meski demikian, diharapkan baik konsensus hingga pada perangkat lunaknya dapat mencapai konsensus sosial.
Para pengembang misalnya, untuk merilis konsensus baru, mereka biasanya akan merilis BIP (Bitcoin Improvement Propsal). Orang lain selain pengembang, bisa juga mengusulkan BIP. Pengembang, juga dapat mempertimbangkan usulan-usulan dari BIP yang ada tersebut jika dibutuhkan.
Selain kelima elemen yang cukup berpengaruh dalam komunitas Bitcoin, ada juga satu kelompok yang berperan cukup penting. Kelompok ini adalah Advokasi Bitcoin.
Kelompok Advokasi Bitcoin
Kelompok advokasi ini adalah sebuah badan nirlaba yang didirikan pada tahun 2012. Organ nirlaba dengan nama Bitcoin Foundation ini berperan untuk berusaha mendanai kebutuhan para pengembang inti Bitcoin. Harapannya, dengan badan ini, pengembangnya dapat bekerja lebih fokus untuk melakukan pengembangan.
Peran lain yang tidak kalah pentingnya adalah, mereka berfungsi sebagai sebuah representasi atas “suara Bitcoin”. Sehingga mereka memberikan pandangannya atas Bitcoin, termasuk juga pada pemerintah ataupun instansi dan penegak hukum, terkait dengan keberadaan Bitcoin.
Badan ini dirasa perlu, karena komunitas Bitcoin yakin dan menyadari pada akhirnya akan beroperasi lintas batas, baik secara nasional maupun internasional. Sehingga dirasa perlu ada representasi yang bersuara atas nama Bitcoin.
Lebih jauh, muncul sejumlah kontroversi. Hal ini terkait beberapa anggotanya ada yang tersandung masalah pidana. Termasuk kontroversi sejauh mana badan ini mampu mewakili dan bersuara atas keseluruhan komunitas Bitcoin. Masalah lainnya, badan nirlaba ini juga banyak yang menganggap kurang transparan.
Di samping Bitcoin Foundation, ada juga sebuah organisasi non profit lain dengan nama Coin Center. Pertama kali diluncurkan pada tahun 2014 di Washington. Lembaga ini berperan dengan harapan dapat menjadi sebuah kelompok “think tank”. Bahkan, ketika pertama kali berdiri, mampu bekerja lebih baik, tanpa ada banyak kontroversi.
Baik Bitcoin Foundation maupun Coin Center, sama-sama berusaha memperoleh dukungan dari komunitas Bitcoin secara umum. Sehingga, pada dasarnya, dari keseluruhan elemen komunitas (stakeholder Bitcoin) tersebut, tidak satupun dari golongan tersebut yang paling berpotensi untuk mengendalikan evolusi Bitcoin.
Di dalam Bitcoin, semua orang bertanggung jawab terhadap konsensus yang harus dijalankan. Sistem Bitcoin, berjalan dan beroperasi membentuk konsensus, baik tentang aturan, sejarah transaksinya, hingga tentang nilai Bitcoin.