Memiliki aset digital kripto Bitcoin, memang gampang-gampang susah untuk menjaganya. Ternyata modus kencan aplikasi Tinder menjadi potensi pencurian Bitcoin. Jadi, mulai berhati-hatilah jika anda masih bujangan dan mencari pasangan melalui aplikasi tersebut.
Peristiwa ini benar-benar terjadi. Salah satu pengguna Bitcoin, tiba-tiba meminta tim CASA HODL untuk melakukan penguncian darurat akun. Alasannya, akun klien CASA HODL tersebut telah disusupi dan melakukan sejumlah transaksi tanpa diketahuinya.
Nampaknya, hal ini berawal dari sebuah kencan yang dilakukan sebelumnya melalui aplikasi Tinder. Insiden tersebut memang bukanlah upaya pencurian melalui pelanggaran akses akun secara teknis. Namun, jika melihat rincian peristiwa yang ada, ini adalah modus baru yang harus diketahui.
CTO sekaligus salah satu pendiri CASA HODL, Jameson Lopp membenarkan insiden tersebut. Pihak CASA HODL juga merilis pemberitahuan itu secara resmi hari ini (9/7/21). Beruntungnya, CASA memiliki fitur “Emergency Lockdown”.
Fitur tersebut adalah fitur penguncian darurat, jika klien merasa ada resiko pelanggaran keamanan yang telah terjadi. Pengguna, bisa memanfaatkan fitur tersebut jika dirasa telah terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Usut punya usut, ternyata klien sebelumnya telah bertemu dengan seseorang melalui aplikasi kencan online, Tinder. Anda mungkin akan terheran bagaimana bisa aplikasi kencan itu berpotensi untuk mencuri bitcoin.
Pengguna Bitcoin, tentu saja masih ada yang belum mempunyai pasangan. Relasi mencari pasangan, di dunia serba digital saat ini memungkinkan melalui aplikasi seperti Tinder, dan lain-lain. Namun, bagaimana jika kencan yang dilakukan itu tidaklah berjalan seperti yang diinginkan?
Klien yang dirugikan, disebutkan telah bertemu pasangan melalui Tinder di sebuah kedai kopi. Perjumpaan di Tinder, keduanya menyebut sebagai sama-sama pengguna Bitcoin. Sosok wanita di Tinder itu menyebut bahwa dirinya memperoleh Bitcoin senilai USD 30.000 dari orang tuanya.
Setelah berjumpa, mereka kemudian saling berbincang. Berlanjut kemudian pergi ke rumah wanita itu untuk minum bersama. Klien CASA lantas sejenak minta pergi ke toilet. Saat itu, klien CASA menduga bahwa perempuan yang dikenalnya tersebut memasukkan skopolamin, dikenal juga dengan istilah ”Devil’s Breath“ atau nafas iblis.
Indikasi Memasukkan Skopolamin, Devils Breath
Skopolamin ini kerap menjadi modus untuk menggasak korban. Menyelipkan, atau memasukkan sesuatu pada makanan dan minuman, membuat korban menjadi kehilangan kesadaran. Devils Breath ini sempat menyita perhatian publik.
Devil‘s Breath atau nafas iblis ini kabarnya bisa ditiupkan ke wajah, ataupun juga dioleskan ke kartu nama, lalu diberikan kepada korban. Tanpa disadari, korban bisa dikendalikan sesuka hatinya, seperti ’zombie‘.
Di Amerika Serikat sendiri, pada tahun 2012 sudah merilis bahwa Skopolamin atau Devil’s Breath dapat membuat korban tidak sadarkan diri selama 24 jam atau bahkan lebih. Skopolamin juga paling sering diberikan dalam bentuk bubuk yang dicampurkan dalam makanan ataupun minuman.
Insiden yang paling banyak terjadi umumnya kerap dilakukan di klub atau bar. Pria, atau wanita kaya, kerap menjadi sasaran. Dalam hal ini, klien CASA disebutkan telah dalam kondisi yang tidak sadar. Lalu diminta wanita itu untuk membukakan kata sandi ponsel pintarnya.
Keesokan harinya, dirinya sudah ditemukan di kamar rumahnya sendiri. Telepon genggam miliknya sudah hilang. Sementara dompet dengan uang dan kartu debit ataupun kredit beserta tanda pengenalnya masih ada. Ketika mencoba memeriksa akun, ternyata telah ada penarikan dana dalam bentuk Bitcoin melalui sejumlah bursa.
Jameson Lopp, menerangkan bahwa upaya itu menjadi salah satu modus untuk mencuri Bitcoin. Meskipun klien telah menggunakan fitur keamanan tambahan seperti 2FA, namun dalam insiden itu, pencuri sudah bisa membuka akses telepon genggamnya.
Besar kemungkinan, bahwa upaya ini tidak hanya dilakukan sosok perempuan itu seorang diri. Menurut Lopp, kemungkinan ada pihak lain, atau orang lain yang bekerja saat korban sudah tidak sadarkan diri. Dalam insiden itu, pencuri hanya berhasil menggasak sejumlah kecil nilai bitcoin dari korban.
Berhati-hati Menemui Orang Tak Dikenal
Peristiwa ini juga sekaligus menjadi pelajaran penting. Terutama agar berhati-hati ketika menemui orang yang tidak dikenal. Jika memutuskan untuk bertemu pasangan melalui aplikasi kencan online seperti Tinder, pastikan untuk lebih berhati-hati.
Upayakan terlebih dahulu untuk tidak banyak mengungkapkan kepemilikan sejumlah Bitcoin. Karena hal itu bisa jadi runyam, apalagi jika berakibat membuka akses akun. Saat melalukan pertemuan, upayakan untuk bertemu di ruang publik.
Hapus riwayat penggunaan ponsel secara berkala. Hal ini memberikan sedikit perlindungan lebih untuk pengguna. Dan selalu back up key bitcoin dalam beberapa opsi lebih , melalui berbagai perangkat.