BitcoinMedia – Jim Wyckoff. Analis pasar kondang, Jim Wyckoff melihat adanya potensi pergerakan harga bitcoin yang besar. Hal ini dianggap sebagai penanda ketika telah lama harga bitcoin cukup berjalan searah.
Pasar memang terlihat cukup ragu-ragu. Terbukti dalam rentang waktu satu bulan terakhir ini, harga BTC masih terlihat melandai. Meski catatan harganya saat ini masih diatas USD 9.000, namun belum mampu untuk bisa menembus diangka USD 10.000.
Di dalam analisisnya yang termuat di Kitco (6/11/19), Jim Wyckoff menyebut situasi ini sebagai “collapse in volatility”. Wyckoff dalam analisisnya itu adalah berdasarkan grafik perdagangan bitcoin yang cenderung bergerak pasif, datar, dan melandai.
Menurutnya, runtuhnya volatilitas bitcoin itu membuka peluang pergerakan harga yang jauh lebih besar. Meski demikian, pergerakan besar tersebut dpandang tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Alasannya, dirinya melihat perbandingan yang sama sejak 25 Oktober silam. Sejak itu, pola yang ada cukup mirip, sebelum kemudian mencapai harga puncak tertingginya.
Dari pergerakan harga yang diharapkan, bitcoin bisa berpotensi untuk menembus angka diatas USD 10.000. Sejauh ini, upaya Bitcoin untuk dapat menembus diatas angka 10.000 tersebut memang sudah banyak ditunggu oleh para spekulan.
Berbeda dengan pendapat Jim Wyckoff, analisis yang termuat di Bloomberg menunjukkan berbeda. Pasalnya upaya untuk dapat menembus di level 10.000 sudah beberapa kali menemui kegagalan. Hal ini disebut berada dalam kondisi pasar yang sudah mulai kelelahan.
Potensi yang terbesar atas kondisi pasar yang lelah itu justru akan memicu harga turun besar. Fakta tersebut didukung dengan capaian harga di bulan Agustus sebelumnya yang mampu mencapai USD 12.000. Yang ada selanjutnya adalah penurunan harga yang terjadi.
Penurunan harga Bitcoin saat itu mencapai USD 2.000. Selebihnya, harga yang perlahan berangsur naik beberapa pekan sebelumnya banyak dipengaruhi oleh perubahan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Cina.